SANG PEMULUNG AMAL
Pria yang akrab disapa Koh Steven itu, dikenal sebagai orang yang pemurah dan suka berbagi demi kepentingan umat. Selain mendirikan MCI, ia juga mendirikan Dompet Madani, dan Vertizone TV.
Selain itu Koh Steven diketahui rela menjual aset-asetnya untuk membantu orang lain saat pandemi Covid-19. Ia membantu orang, tanpa memandang suku, agama dan ras. Hasil penjualan aset-aset mewahnya dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat dalam melindungi dari penyebaran virus tersebut.
Pria yang lahir di Jakarta, 14 Juli 1981 ini pun dijuluki sebagai pemulung amal. Hal ini dikarenakan hari- harinya ia habiskan hanya untuk memulung amal, sedikit demi sedikit sebagai bekal di akhirat.
Ia banyak membimbing mualaf atau orang yang baru memeluk Islam, salah satunya Roger Danuarta. Pada website MCI yang dibinanya juga terdapat panduan syarat dan cara untuk menjadi mualaf, baik untuk WNI maupun WNA. Diketahui, Steven telah menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI).
Koh Steven menjual salah satu rumahnya senilai Rp 5,5 M. Rumah itu ia jual cepat, dari harga Rp 7,7 M sesuai NJOP. Begitu uang diterima, ia pun segera memesan alat produksi dan bahan baku masker dari Jepang.Awalnya, Koh Steven enggak diliput oleh media. Namun, hingga suatu ketika seorang wartawan yang kenalannya meyakinkan nya agar apa yang dilakukannya bisa diduplikasi oleh lebih banyak orang.
Koh Steven telah menjual dua rumahnya, tujuh mobil dan tiga motor besar kepunyannya. Semua ia jual dengan harga lebih murah, agar umat bisa lebih cepat terbantu. Istri dan anak-anaknya pun mendukung langkahnya. "Istri selow, anak-anak juga bantu angkat-angkat," katanya.
Selain lewat peralatan pelindung medis, ia dan Mualaf Center Indonesia juga membagikan ratusan ribu paket sembako yang disebar di 43 kabupaten/kota di 28 provinsi dari koceknya sendiri.
"Aku Cuma bikin gerakannya, di daerah bisa mengikuti, saya hanya bikin sampel, kalian yang copy paste, alhamdulillah banyak juga yang menambahkan di paket sembakonya," katanya.
"Kalau hanya memikirkan diri sendiri, akan ada batasnya. Tapi kalau memikirkan kepentingan lebih banyak orang, Insya Allah kita akan bisa melewati ini semua," tuturnya yang memeluk Islam sejak berusia 21 tahun itu. kini sang pemulung amal telah kembali kepada sang penciptanya, menikmati buah dari apa yang telah beliau tanam di dunia dan semoga menjadi amal jariyah beliau.
Komentar
Posting Komentar